Meskipun jumlahnya semakin banyak, keberadaan game RPG Jepang atau yang biasa disebut dengan JRPG masih tergolong sangat jarang di PC. Hal tersebut membuat pilihan game JRPG yang ada menjadi sangat terbatas. Di antara JRPG yang ada di PC, Tales of Zestiria adalah salah satu yang terbaik yang pernah kami mainkan.
Game JRPG besutan Bandai Namco yang juga merupakan bagian dari serial Tales tersebut tak hanya tampil dengan cerita yang sangat menarik untuk diikuti, ia juga memiliki DNA serial Tales yang sangat kental. Hal tersebut terlihat dari berbagai aspek, mulai dari gameplay, desain karakter hingga musik.
Nama serial Tales mungkin sudah tak asing lagi di telinga para penggemar JRPG dan gamer konsol. Namun bagi gamer PC, ini merupakan seri Tales pertama yang hadir di PC secara global. Di Tales of Zestiria kali ini, Bandai Namco mengangkat kisah mengenai konflik antara Manusia, Seraphim, dan Helion.
Cerita dimulai dari seorang remaja bernama Sorey yang sedang menjelajahi reruntuhan bersama dengan temannya yang bernama Mikleo. Ketika menjelajahi sebuah reruntuhan kuno, Sorey dan Mikleo secara tak sengaja terperosok ke bagian dalam reruntuhan tersebut.
Bukannya panik, Sorey yang merupakan maniak reruntuhan justru malah senang dan mengajak Mikleo untuk menjelajahi reruntuhan tersebut lebih dalam. Di tengah penjelajahannya, keduanya bertemu dengan sorang wanita bernama Alisha yang ternyata merupakan putri kerajaan Hyland.
Dari sini, kami mulai merasa ada yang aneh. Alisha terlihat sama sekali tak dapat berkomunikasi dengan Mikleo. Ia bahkan tak bisa melihatnya. Di bagian game selanjutnya, kami akhirnya mngetahui bahwa Mikleo adalah seorang Seraphim, makhluk "ghaib" yang merupakan penjaga manusia dari kekuatan jahat.
Seraphim tak dapat dilihat manusia biasa, kecuali mereka yang terpilih sebagai Shepperd yang kali ini Soreylah yang akan menjadi Shepperd. Shepperd bertugas untuk membantu manusia berkomunikasi dengan Seraphim. Shepperd juga memiliki kemampuan untuk membasmi Helion, makhluk hidup yang menjadi monster karena terlalu banyak menghisap kekuatan jahat.
Dalam game ini, Anda ditugaskan untuk membawa Sorey berpetualang ke seluruh penjuru dunia untuk membasmi para Helion dan mengembalikkan kedalamaian di dunianya. Sorey tak sendiri. Selain ditemani Mikleo, ia juga ditemani para Seraphim lainnya, yaitu Lailah, Edna, Dezel dan Zaveid, serta seorang gadis manusia bernama Rose.
Tentunya, banyak sekali "plot twist" pada cerita Tales of Zertiria, karakter baik ternyata bisa menjadi jahat di akhir dan karakter yang terlihat jahat malah menyembunyikan kebaikan.
Seperti seri game Tales sebelumnya, Tales of Zestiria juga masih mengadopsi sistem pertempuran real-time yang telah menjadi ciri khas seri game Tales sejak awal. Tidak banyak yang berubah di sistem pertempurannya. Kontrol karakternya masih sama dengan seri Tales sebelumnya.
Bedanya, Tales of Zestiria tak lagi menggunakan sistem TP. Sistem tersebut diganti dengan garis energi yang dapat diisi otomatis jika karakter tidak bergerak atau terkena serangan musuh.
Perubahan lainnya adalah sistem bernama Materialize. Sitem tersebut memungkinkan Seraphim untuk bergabung dengan Sorey maupun Rose. Setelah bergabung, kekuatan dan tingkat elemen yang dibawa untuk setiap serangan meningkat drastis. Fitur ini sangat berguna ketika melawan karakter boss yang memiliki kemampuan spesial juga.
Selain ceritanya yang menarik dan gameplay yang unik, Tales of Zestiria didukung musik yang sangat bagus. Musik tersebut diproduksi Motoi Sakuraba, seorang komposer Jepang yang sudah beberapa kali membuat musik untuk serial game Tales. Musiknya telah membuat game ini memiliki "aura Tales" yang sangat kental.
Poin menarik lainnya dari Tales of Zestiria adalah hasil porting untuk PC yang sangat bagus. Tales of Zestiria pada awalnya merupakan game untuk PlayStation 3 dan versi PC perupakan hasil porting dari versi PlayStation 3. Meskipun demikian, Bandai Namco telah bekerja sangat baik.
Di dalam game ini, Anda akan dapat menemukan berbagai pengaturan khas PC, mulai dari resolusi, anti aliasing, hingga vsync. Pengaturan tersebut memang jarang terlihat di berbagai game hasil porting lainnya, seperti Fairy Fencer F atau Valkyria Chronicle. Tidak hanya itu, dukungan kontroler pun sangat baik pada game ini. Bahkan, tombolnya dapat diatur satu-persatu.
Meskipun demikian, tak bisa disangkal bahwa game ini masih memiliki kekurangan. Salah satu yang paling mengganggu adalah kontrol kameranya ketika bertarung yang sulit dikendalikan, apalagi ketika game dimainkan lebih dari satu pemain.
sumber : metrotvnews.com